TEORI EVOLUSI HARUN YAHYA VS CHARLES DARWIN
oleh Nur Aliah Rusman
Mengapa Biologi Evolusi Menimbulkan Polemik???
Ada apa dengan evolusi???kata "evolusi" menjadi perdebatan hangat hingga sekarang ini...evolusi dari sudut pandang masing-masing individu itu berbeda dan hal ini tidak perlu untuk diperdebatkan tetapi mari kita sama-sama mengkaji evolusi tersebut karena cakupannya sangat luas...tidak penting untuk memperdebatkan evolusi tersebut. evolusi merupakan proses perubahan dalam jangka waktu yang lama...
kembali kita melirik TEORI EVOLUSI DARWIN DAN TEORI EVOLUSI HARUN YAHYA
TEORI EVOLUSI MENURUT CHARLES DARWIN
Teori evolusi yang dipelopori oleh Charles Darwin lewat bukunya Origin of the Species pada tahun 1859 telah menyulut perdebatan yang sengit dalam lingkungan ilmiah dan agama. Pemegang teori ini memang memiliki pandangan yang sedikit beragam, namun secara umum teori evolusi bisa dipahami sebagai pandangan yang menyatakan bahwa manusia berasal dari suatu proses evolusi yang panjang, dimulai dari zat yang paling sederhana sampai terbentuknya makhluk yang sangat kompleks yang disebut “manusia”. Keberadaan zat hidup pertama ini biasanya dipahami sebagai hasil dari sebuah peristiwa alam yang kebetulan dan tiba-tiba. Proses yang diperlukan untuk evolusi ini bisa memakan waktu berjuta-juta tahun.
Paham evolusi sebenarnya tidak layak disebut sebagai “teori”, karena pandangan ini belum terbukti secara ilmiah. Paham ini lebih tepat disebut sebagai sebuah hipotesa (dugaan ilmiah yang masih memerlukan pembuktian). Lebih jauh daripada itu, hukum alamiah dan penemuan modern ilmu pengetahuan justru bertentangan dengan paham evolusi. Tidak heran, sebagian besar pakar ilmu pengetahuan yang ateis (tidak percaya adanya Tuhan) sekarang bahkan mencari solusi lain untuk menjelaskan misteri keberadaan manusia. Berikut adalah fosil-fosil yang diduga sebagai mata rantai yang hilang.
- Manusia Piltdown: hasil rekayasa rekonstruksi yang menggabungkan sebuah rahang kera dengan tengkorak manusia, kemudian diberi warna yang sama.
- Manusia Jawa: para ahli modern menolak istilah ini. Mereka meyakini bahwa yang terjadi sebenarnya hanyalah seorang manusia dan kera ditemukan di tempat yang sama. Fosil-fosil keduanya kemudian direkontruksi menjadi “manusia Jawa purba” yang dipercaya menjadi mata rantai dari binatang ke manusia.
- Manusia Peking: alat-alat dan tulang-tulang manusia ditemukan di dekat kera-kera yang otaknya dimakan manusia (orang di daerah tersebut memang memiliki kebiasaan memakan otak kera).
- Lucy: ia diklasifikasi ulang sebagai salah satu jenis kera yang sudah punah.
- Ramapithecus: sebuah rahang dan geligi-geligi yang akhirnya dinyatakan bukan berasal dari manusia, melainkan dari orang utan.
Sanggahan Harun Yahya tentang Teori Evolusi
Mengcounter teori evolusinya Darwin, Harun Yahya yang konsern mengadakan penelitian dan menulis buku-buku keislaman jelas merasa keberatan dengan evolusi Darwin tersebut. Dengan teorinya yang secara khusus membantah teori Darwin yang fenomenal sekaligus kontrovesial itu Harun Yahya banyak menyebutkan dan mengalirkan data-data yang menggugurkan teori evolusi yang telah banyak disembah orang selama berabad-abad silam. Hal bantahan tersebut misalnya, Teori pembentuk evolusi itu, ternyata jika diamati secara mendalam banyak sekali contoh adanya rancangan yang seolah by design atau disengaja oleh Sang Maha Pengatur. Dari beragam bukti ilmiah yang di temukan para ilmuwan tak ada indikasi yang menyeret bahwa makhluk hidup terbentuk melalui proses evolusi dimana makhluk hidup yang berbeda tak muncul ke muka bumi dengan jalan berevolusi. Sebaliknya, by design dari rancangan Tuhan secara nyata dibuktikan dengan munculnya spesies makhluk hidup yang muncul secara serentak dan bersama-sama dengan sempurna. Misalnya reptile, dari awal kemunculan memiliki bentuk sebagaimana reptile yang ada saat ini, tidak merupakan evolusi dari bentuknya semula sebagai bukan reptile. Dan masih banyak dalil lain yang mengungkap dari teori evolusi menurut Harun Yahya yang ternyata jika dikaji lebih mendalam lebih masuk akal dan diakui oleh berbagai ilmuwan barat sekali pun.
Filsafat tersebut adalah "materialisme", yang mengandung sejumlah pemikiran penuh kepalsuan tentang mengapa dan bagaimana manusia muncul di muka bumi. Materialisme mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu pun selain materi dan materi adalah esensi dari segala sesuatu, baik yang hidup maupun tak hidup. Berawal dari pemikiran ini, materialisme mengingkari keberadaan Sang Maha Pencipta, yaitu Allah. Dengan mereduksi segala sesuatu ke tingkat materi, teori ini mengubah manusia menjadi makhluk yang hanya berorientasi kepada materi dan berpaling dari nilai-nilai moral. Ini adalah awal dari bencana besar yang akan menimpa hidup manusia. Jika ilmuwan yang sama melewati sebuah jalan datar, dan menemukan tiga buah batu bata bertumpuk rapi, tentunya ia tidak akan pernah menganggap bahwa ketiga batu bata tersebut terbentuk secara kebetulan dan selanjutnya menyusun diri menjadi tumpukan, juga secara kebetulan. Sudah pasti, siapa pun yang membuat pernyataan seperti itu akan dianggap tidak waras.
Mereka yang terus-menerus mengabaikan tanda-tanda dan bukti-bukti nyata keberadaan Pencipta akan kehilangan seluruh kepekaan. Mereka terperangkap dalam kepercayaan diri yang menyesatkan akibat memudarnya kepekaan, dan akhirnya menjadi pendukung kemustahilan. Contohnya Richard Dawkins, seorang evolusionis terkemuka yang menyeru umat Kristen untuk tidak meyakini mukjizat, bahkan jika mereka melihat patung Bunda Maria melambaikan tangannya. Menurut Dawkin, "Mungkin saja semua atom penyusun lengan patung itu kebetulan bergerak ke arah yang sama pada saat bersamaan - suatu kejadian dengan probabilitas teramat kecil, tetapi mungkin terjadi."
Masalah psikis orang-orang yang tidak beriman telah ada sepanjang sejarah. Dalam Al Quran dinyatakan: "Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS. Al An'aam, 6: 111)
Komentar
Posting Komentar