Pembentukan Gamet pada Hewan Tingkat Tinggi dan Manusia
Proses
pembentukan gamet pada hewan tingkat tinggi umumnya dikenal dengan sebutan Gametogenesis. Pada sel hewan
gametogenesis selalu terjadi di dalam tubuh individu diploid melalui proses
meiosis. Dalam proses ini, kadang terjadi proses maturasi (pematangan), yaitu
perkembangan dari hasil akhir meiosis yang tidak langsung menjadi gamet.
Gametogenesis
berlangsung di dalam kelamin jantang dan betina. Gametogenesis dibedakan
menjadi dua, yaitu spermatogenesis (Pembentukan sel kelamin jantan atau sperma
yang terjadi di dalam testis)
dan oogenesis (pembentukan sel kelamin betina atau
ovum yang terjadi di dalam ovarium).
Secara prinsip keduanya melalui pembelahan yang sama, namun hasil akhirnya berbeda.
A.
Spermatogenesis
Spermatogenesis
adalah proses pembantukan sel gamet jantan (spermatozoa) yang terjadi di dalam
testis. Di dalam testis ada bagian yang disebut seminiferus. Pada bagian ini
terdapat sel-sel primordium yang bersifat diploid. Sel-sel primordium akan
mengalami pembelahan mitosis secara berulang kali. Salah satu hasil
pembelahannya adalah terbentunya spermatogonium.
Spermatogenesis
diawali dari spermatogonium yang
bersifat diploid (2n) membelah secara mitosis menghasilkan spermatosit primer yang bersifat diploid (2n). kemudian spermatosit
primer membelah secara meiosis I dihasilkan dua spermatosit sekunder yang
bersifat haploid (n) dan pada akhir meiosis II dihasilkan empat spermatid
spermatid yang bersifat haploid (n). akhirnya, spermatid mengalami
differensiasi dan berubah menjadi spermatozoa.
Faculty.southwest.th.edu
Adapun tahapan
pembentukan spermatozoa secara detail, dibagi atas tiga tahap yaitu :
1.
Spermatocytogenesis
Merupakan
spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit
primer. Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan
reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan
nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatosit
primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis.
Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2.
Tahapan Meiois
Spermatosit
I (primer) menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera
mengalami meiosis I yang kemudian diikuti dengan meiosis II.
Sitokenesis
pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah,
tapi masih berhubungan sesame lewat suatu jembatan (Interceluler bridge).
Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan
transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase
golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat
spermatozoa masak. Dua spermatozoa akan membawa kromosom penentu jenis kelamin
wanita “X”. Apabila salah satu dari spermatozoa ini bersatu dengan ovum, maka
pola sel somatik manusia yang 23 pasang kromosom itu akan dipertahankan.
Spermatozoa masak terdiri dari :
a.
Kepala
(caput), tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan
genetiknya, tetapi juga ditutup oleh akrosom yang mengandung enzim
hialuronidase yang mempermudah fertilisasi ovum.
b.
Leher (servix),
menghubungkan kepala dengan badan.
c.
Badan
(corpus), bertanggungjawab untuk memproduksi tenaga yang dibutuhkan untuk
motilitas.
d.
Ekor
(cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas defern dan
ductus ejakulotorius.
B.
Oogenesis
Oogenesit merupakan pembentukan gamet betina atau oogenesis berlangsung di dalam ovarium organ
kelamin betina. Gamet betina atau ovum dibentuk di dalam satu paket sel yang
disebut folikel yang terdapat dalam ovarium. Folikel disusun oleh satu sel yang
dapat bermeiosis disebut oogonium (selinduk ovum) yang mempunyai kromosom
diploid. Oogonium ini dikelilingi satu lapis sel folikel yang akan melindungi dan
member nutrisi sel telur yang dewasa. Oogonium (2n) akan bermitosis dan berkembang
menjadi sel yang siap bermeiosis, disebut oosit primer. Oosit primer ini
akan mengalami pembelahan meiosis I menjadi oosit sekunder dan badan kutub
primer, kemudian pada akhir meiosis II, dari oosit sekunder dihasilkan satu sel
oosit dan satu badan kutub sekunder.
1. Sel-Sel Kelamin
Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam
ektoderm embrional dari saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium
germinativum kira-kira pada minggu ke 6 kehidupan intrauteri. Masing-masing sel
kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang
melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk
folikel primordial.
2. Folikel
Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex
ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak 200.000. Sejumlah folikel
primordial berupaya berkembang selama kehidupan intrauteri dan selama masa
kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu
folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf
dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
3. Oosit
Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang
kromosom (2n). Satu pasang kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis
kelamin, dan disebut kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom.
Satu kromosom terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut
DNA.
4.Pembelahan
Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de
Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau
ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua set yang
masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar dibanding yang
lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel
yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer
ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya
kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar primer, juga terjadi
pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. Setiap kromosom masih membawa satu
kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu kromatid yang lain mengalami pertukaran
dengan salah satu kromatid pada kromosom yang lain (pasangannya). Dengan
demikian kedua sel tersebut mengandung jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan
bahan genetik yang polanya berbeda.
5. Oosit
Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya
apabila kepala spermatozoa menembus zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder
membelah membentuk ovum masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua
atau tiga badan polar dan satu ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang
berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum
yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan
embrional.
Komentar
Posting Komentar